Setelah ML Aku Baru Sadar Betapa Ingin Memiliki Dirinya
Aku bekerja di biro penyelidik yang membantu tugas kepolisian. Bersama team yang berjumlah lima orang kami banyak bekerja di laboratorium lapangan yang bisa berpindah pindah tergantung situasinya. Kalau ada kasus yang pelik terkadang kami harus nglembur berhari hari di lab. Lab juga menyediakan tempat tidur dan loker yang nyaman.
Team kami terdiri dari 3 cowok dan 2 cewek, tidak terasa sudah 5 tahun kami bersama sama dalam suka dan duka. Dimulai dari tugas tugas yang ajaib, tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi, dan situasi situasi yang terkadang berbahaya. Tetapi justru kondisi kondisi ekstrem itulah yang menyebabkan kami jadi kompak.
Hubungan kami semua sudah seperti kakak dan adik. Aku paling dekat dengan Rini dan Niken. Mereka aku anggap adikku sendiri. Sering mereka bermanja manja denganku. Terkadang mereka suka iseng duduk dipangkuanku. Atau kalau kami kecapean mengerjakan tugas dan harus tidur di kantor, Rini tidak sungkan tidur di sebelahku sambil peluk peluk. Aku juga tidak merasa aneh malah sering merasa kasihan karena mereka jauh dari keluarga demi tuntutan tugas.
Rini baru menikah jalan satu tahun. Sementara Niken masih single. Sebagai pasangan yang masih baru menikah, hubungan Rini dengan suaminya bukannya mesra tapi malah sering bertengkar. Alasannya sederhana, suami keberatan dengan cara kerja mereka yang jarang pulang. Aku jadi berpikir, ,bagaimana dulu mereka memutuskan untuk menikah kalau tahu situasinya seperti ini. Sedang aku sendiri memilih untuk tidak menikah. Karena aku sangat menikmati ke jombloanku ini.
Kali ini kami mendapat kasus yang luar biasa rumit. Korban pembunuhan ditemukan di laut di bawah Rig di lepas pantai Karimun Jawa. Kondisi korban mengenaskan, melepuh seperti terkena cairan amonia. Padahal jelas di daerah tersebut tidak ada celah dalam laut yang mengeluarkan gas tersebut. Kami melakukan penelitian, penyusuran, selama 2 minggu tapi hasilnya masih nihil. Aku sendiri sudah berkali kali diving di bawah Rig untuk memeriksa TKP, mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk. Melakukan wawancara dengan oran orang yang dicurigai.
Kondisi under pressure ini membuat kami sering bertengkar antar team. Bayangkan di tengah laut, udara dingin, badai yang kadang menerpa membuat kami mudah naik darah. Terutama Andi , Niken dan Rini. Aku dengan Tony lebih sering mendengarkan saja apa yang mereka ributkan. Ujung ujungnya Niken atau Rini mengalah dengan kembali ke kabin mungil mereka di lantai bagian bawah rig ini. Dan seperti biasa aku menghibur dengan mengajak bercanda. Sejauh ini sih ok ok saja dan selalu berhasil mengembalikan keceriaan mereka.
Tapi kali ini tampaknya cara ini sudah tidak manjur lagi
.
“Rin...Rini...” aku ketok pintu Kabinnya.
Perlahan pintu terbuka” masuk Rud..” Kata Rini sambil mengusap air matanya. “ Adduuuhhh bidadariku kok nangis terus neeehh.., yuk main monopoly yuk...sama Tony..aku panggil ya”
Seperti biasa aku berusaha mengalihkan perasaan sedihnya, ke sesuatu yang aku harap bisa sedikit menghibur.
“ Gak usah Rud...kita ngobrol aja.” Kata Rini sambil mengangkat kakinya mojok di ujung cabin. “ Gue pengen ke darat Rud....pusing...pengen ketemu suami. Pusing. “Dilemparnya jas lab kepojok kamar.
“ Yeee....jemputan helicopter baru datang 2 minggu lagi non . Minggu ini kan bagiannya si Tony. Ia udah 3 bulan lho gak pulang. Kamu kan baru 2 minggu.” Kataku mengingatkan.
“ Gak deh gue mau keluar aja..mengundurkan diri...gue udah nikah, Loe tahu kan Rud kalo udah nikah, kalo pusing harus bagaimana hayo....” Katanya sambil merengut.
“ Iya iya gue ngerti, elu sih ngapain nikah...mending kayak gue nih..kalo pusing gak pengen macam macam. Paling oleh raga bentar udah ilang pusingnya. Kalo elu udah ngrasain yang satu itu bakal keenakan dan pasti larinya kesitu deh kalo pusing.” Kataku sok memberi saran.
Aku memang bukan tipe cowok yang suka ke cewek untuk pelarian. Bagiku sex tidak terlalu penting. Entahlah…masih banyak yang menarik selain sex untuk melepas kepenatan dan stress. Bisa diving, mendaki gunung, ke ujung kulon atau rafting…wow semua itu jauh lebih menarik daripada sex. Aku punya kelainan ? aaahhh gak juga … aku suka juga kok lihat cewek sexy. Aku suka Sandra Dewi, aku juga suka si sexy Dewi Persik hahahaha cuma menurutku ribet kalo sudah berurusan dengan yang namanya perempuan.
“ Rud kenapa sih loe kok gak menikah ? gak tertarik sama perempuan ya ? Gue lihat loe kok gak punya temen cewek…alim banget gitu “ Tanya Rini ingin tahu. “ Sorry Rud…jangan tersinggung ya …gue tanya ya….loe homo ya Rud…sorry lho….gak papa kok..homo juga manusia. Soalnya gue sudah curiga ketika gue tiduran di sebelah loe kapan itu. Kok loe nggak nakal sama sekali. Biasanya cowok suka jahil…” Kata Rini menyerocos.
“ Walah…Rin..loe ini lucu..gue juga normal kok…Kemarin gue gak nakal sama kalian karena kalian gue anggap adik saja. Selain itu rasanya aneh, masa temen sendiri dijahilin..Ah loe ini ada ada saja. Gue normal non...normal senormal normalnya… coba deh loe ganti baju di depan gue, dijamin gue horny, pusing juga.hahahahaha” Kataku asal ngomong...
“ Ah gak percaya...paling loe gak mau ngaku iya kan ?...biasa cowok suka gengsi kalo ketahuan..iya kan ?” Katanya sambil perlahan membuka blazer diikuti rok spannya kemudian melemparnya ke pojok kamar. Aku hanya memandangnya terkaget kaget.
Ups..bra hitam menerawang dan berenda membuat Rini lumayan seksi...hmm eh sebenarnya malah seksi banget...hmmm ukuran berapa tuh ya...
Sengaja Rini menggodaku. “ Coba loe terangsang nggak lihat gue...” Tersenyum senyum sambil melepas stocking hitam yang juga berenda di depanku. Kemudian kaki jenjangnya dinaikkan diantara pahaku. “ Tolong dong lepasin kaitannya...please..Sambil menarik tanganku ke pahanya.
“ Rin ..kamu nakal deh...gue nggak terangsang bukan karena homo non..udah cepetan ganti bajunya…. Suaraku serak sambil membuka kaitan stokingnya.
“ Naaaaa ketahuan kan kalo homo hehehehe...gitu aja gak mau ngaku...” Kata Rini sambil mencubit dadaku. Kemudian tangannya kebelakang untuk membuka kaitan branya. Dadanya sengaja didekatkan ke wajahku.:” Rud...gimana dadaku seksi nggak...gue buka deh... kalo loe gak terangsang berarti loe harus ngaku kalo homo..hmm ?” Sambil mengedipkan matanya menggoda.
Sambil sedikit mendesah, menggoda lalu Rini menggoyangkan dadanya ketika meloloskan bra 15 cm di depan hidungku. Geletar buah dadanya yang ternyata putih mulus mulai membangunkan “adikku”. Ujung putingnya merah muda !, gila !
“ Hhhhhh Rin kamu jahil banget “ Kataku serak agak gemetar.
Rini kini topless di depanku hanya menggunakan cd hitam kecil menerawang. Mau tak mau aku agak menunduk jengah. Sialan anak ini. Rupanya dia masih bersikukuh kalo aku homo.
“ Bener kan …loe homo…hehehehe. Lihat tuh gak terangsang sama sekali. “ Sambil menunjuk benda yang ada dibalik jeansku.
Wajahku merah padam karena malu. Perlahan benda imut dibalik celana jeansku bertambah besar. Hmmm... anak ini perlu diberi pelajaran...
“ Ok non kalo itu maumu...neeeh gue tunjukin !!“ Kataku sambil melepas kancing jeansku. Belum tahu dia kalo punya ku gede banget. “ Neeeh non coba liat besar kan ? “ Kataku sambil mengeluarkan batangku yang mulai membesar.
“ Wooo... besar juga punya loe... tapi gak keras gitu...loe terangsangnya terpaksa ya hahahaha.”Kata Rini tertawa.
“ Rin loe kan belum lepas semua..gimana gue bisa terangsang hebat, ayo lepas semua” Tantang ku sambil menarik ringan cdnya.
“ OK ok gue lepas...” Katanya senyum senyum sambil memejamkan matanya..
“ gimana ? udah besar belum ...udah keras belum...hmm...apa perlu di cium neeeh biar gede”
Gila neeh cewek..nantang terus, aku pegang tangannya lalu aku arahkan untuk memegang batangku yang mengeras dan besar.
Matanya membelalak ketika meremas batangku.” Gede banget !!!” katanya sambil melepas remasannya kemudian menutup mulutnya.
Mungkin dia kaget melihat ukuran milikku yang diatas rata rata, maklum aku sedikit ada keturunan arab.
“ Jadi loe normal dong...”Katanya memandangku dengan pandangan aneh.
“ Ah…kau ini..bandel…gue udah bilang gue normal..gue terangsang berat nehhh sekarang !! loe kudu tanggung jawab “ Kataku bercanda pura pura protes.
Perlahan Rini mendekat. Sambil menyentuh dadaku, Rini berbisik serak :” Gue tanggung jawabnya musti gimana Rud ?... Trus kita enaknya ngapain …? Pake baju lagi…? “ Wajahnya mendekat ke wajahku. Ganti aku yang bengong, terkaget kaget melihat reaksinya.
Wajahnya Cuma berjarak 10 cm dari wajahku. Tambah mendekat dan mendekat.
Aku agak panik, aku nggak tahu harus berbuat apa. Sorry bro aku memang gak ahli soal perempuan. Jujur bahkan aku sebenarnya belum pernah tidur dengan perempuan. Hahahaha…aku masih perjaka…!! Goblok ya..Tapi kenyataannya memang begitu. Dan kini tangan Rini mulai melingkar di leherku sementara aku masih tidak tahu harus berbuat apa.
Tapi entahlah seperti ada magnet yang membuat bibirku harus menyentuh bibirnya yang menawan itu. Matanya yang ternyata indah, kecoklatan dengan bulu matanya yang lentik itu terpejam lembut, bibirnya sedikit membuka seakan menunggu aku menyentuhnya dengan bibirku. Perlahan aku sentuh sekilas, kemudian aku ulangi lagi lebih lama, bibirnya terasa hangat, empuk sekali, terasa badanku meremang. Jantungku berdentangan di dadaku. Kakiku mendadak lemas.
Sialan aku baru sadar ternyata Rini cantik dan menggairahkan sekali. Secara naluri tanganku yang gemetar mulai mengarah memegang buah dadanya yang ternyata juga empuk dan lembut. Tangan Rini mulai menyentuh batangku yang menegang keras. Matanya kini membuka ketika mulai meremas batangku. Perlahan bibirnya turun mencium kedua putting dadaku kemudian turun sedikit bawah ke perut sixpack ku, …turun …turun…tiba tiba terasa ujung batangku menjadi hangat. Kehangatannya bertambah panas menuju pangkal batangku. Uhh.. ternyata begini rasanya di oral...gila ternyata nikmat banget. Kakiku sudah tidak kuat berdiri. Tanganku memegang meja untuk menahan tubuhku yang melemas. Dan Rini tampaknya mengerti, perlahan Rini berdiri lagi lalu menarik tanganku menuju tempat tidur kecil. O..oo.. apa aku harus menidurinya ? aduh..rasanya aneh..Tapi entahlah aku tidak bisa menghentikan naluriku.
“Rud loe kok pasif sekali sih...bisiknya lembut ditelingaku. “ Gue kurang sexy ya...”
“ Mmmm Rin..gue belum pernah..” Kataku tercekat dengan wajah memerah.
“ Hah ! belum pernah ?” Wajah Rini bener bener terkejut. Sampai perlu perlunya dia menarik tubuhnya agak menjauh saking kagetnya.
Rupanya Rini cepat paham, dia tidak mau memperpanjang pertanyaan pertanyaan konyolnya yang bakal membuat aku bertambah malu. “ Kita santai aja ya …loe berbaring aja…”Bisiknya tersenyum sambil mempermainkan ujung dadaku. Tubuh hangatnya kembali menyatu dengan menindih tubuhku.
Kami kembali berciuman dengan lembut. Makin lama makin liar, ganas. Ludah kami sudah saling bertukar. Nafas Rini makin menderu, perlahan jemarinya kembali meremas batangku.
Kemudian Rini duduk diatas tubuhku sambil mengarahkan batangku ke miss V nya. “ Meski belum pernah jangan buru buru loe keluarin ya Rud…” Katanya memohon” Gila punya loe jauh lebih besar dari punya suami gue …:” bisiknya mendesah sambil mulai memasukkan batangku. Posisinya yang diatas memudahkan dirinya mengatur penetrasi batangku.
Perlahan batangku mulai sedikit demi sedikit menghilang tenggelam di miss v nya.
Rini merintih sambil memejamkan matanya menikmati. Gila rasanya batangku dijepit kuat. Apakah memang begini rasanya bercinta. Apakah memang senikmat ini ? Perlahan Rini menggerakkan tubuhnya naik turun. Ya ampun gesekannya ternyata geli dan enak sekali. Gerakannya mulai liar dan cepat“ Rud...besar sekali.. aaahh enak Rud.. aduh kok enak sihhh. Jangan keluar dulu ya Rud...”
Sementara dia sibuk menerocos, aku malah terkagum kagum melihat wajahnya yang terangsang hebat. Aku baru sadar ternyata Rini cantik sekali, wajahnya sensual, dan ini bukan wajah yang sehari hari aku lihat.
Dalam hati aku menyesal, kenapa gue goblok banget, ngapain aja aku selama ini.
Aku mencoba mencium puting buah dadanya. Ingin tahu bagaimana rasanya puting buah dadanya yang indah itu. Aku kulum pelan pelan...gila ternyata enak sekali. Perasaanku melayang. Matanya terpejam, keringat nya yang wangi berjatuhan di dadaku..Bibirnya yang sedikit terbuka. Puting buah dadanya yang merah muda benar benar suatu keindahan yang tiada taranya.
Ya ampun ...bodoh sekali aku. Timbul penyesalan dalam diriku mengapa Rini harus menikah dengan laki laki lain. Seharusnya aku yang mendapatkan dirinya...seharusnya aku yang resmi menikmati tubuhnya. Seharusnya aku sadar kalau dia juga menyukaiku.
Rini makin mempercepat gerakan tubuhnya. Sementara aku sendiri merasa ada yang seuatu yang akan keluar..gila masa aku harus secepat ini ejakulasi…malu dong. Aku coba tahan…aku mulai mengerang…Rini mulai menjerit kecil..tiba tiba tubuhnya tersentak sentak..suaranya tercekat, inikah yang dinamakan orgasme ? Kemudian tubuhnya lunglai di dadaku.
Aku masih berusaha memompa miss Vnya. Semakin geli semakin nikmat, aku sudah tidak kuat…dan aaah Rini menjerit kecil ketika aku menyemprotkan spermaku jauh kedalam.
Kami berpelukan lama…nafsu liar Rini mulai kembali normal. “ Rud.. terima kasih..” bisiknya. Aku mencium keningnya sambil memeluknya erat. Kemudian kembali melumat bibirnya lama... Sepertinya aku mulai menikmati permainan cinta ini.
Dug dug dug...!!Suara tendangan sepatu Niken yang sudah aku hafal terdengar jelas menggedor pintu.
” Rin, suamimu datang pake helicopter tuh, kayaknya dia bikin surprise neehh” “ Teriak Niken dari balik pintu cabin. “ Kamu ngapain seeeh ? cepet temuin dia, katanya kangen…!! ditunggu di atas tuh !!…”Teriaknya lagi.
Upppsss..! kami sama sama terlonjak kaget.
Team kami terdiri dari 3 cowok dan 2 cewek, tidak terasa sudah 5 tahun kami bersama sama dalam suka dan duka. Dimulai dari tugas tugas yang ajaib, tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi, dan situasi situasi yang terkadang berbahaya. Tetapi justru kondisi kondisi ekstrem itulah yang menyebabkan kami jadi kompak.
Hubungan kami semua sudah seperti kakak dan adik. Aku paling dekat dengan Rini dan Niken. Mereka aku anggap adikku sendiri. Sering mereka bermanja manja denganku. Terkadang mereka suka iseng duduk dipangkuanku. Atau kalau kami kecapean mengerjakan tugas dan harus tidur di kantor, Rini tidak sungkan tidur di sebelahku sambil peluk peluk. Aku juga tidak merasa aneh malah sering merasa kasihan karena mereka jauh dari keluarga demi tuntutan tugas.
Rini baru menikah jalan satu tahun. Sementara Niken masih single. Sebagai pasangan yang masih baru menikah, hubungan Rini dengan suaminya bukannya mesra tapi malah sering bertengkar. Alasannya sederhana, suami keberatan dengan cara kerja mereka yang jarang pulang. Aku jadi berpikir, ,bagaimana dulu mereka memutuskan untuk menikah kalau tahu situasinya seperti ini. Sedang aku sendiri memilih untuk tidak menikah. Karena aku sangat menikmati ke jombloanku ini.
Kali ini kami mendapat kasus yang luar biasa rumit. Korban pembunuhan ditemukan di laut di bawah Rig di lepas pantai Karimun Jawa. Kondisi korban mengenaskan, melepuh seperti terkena cairan amonia. Padahal jelas di daerah tersebut tidak ada celah dalam laut yang mengeluarkan gas tersebut. Kami melakukan penelitian, penyusuran, selama 2 minggu tapi hasilnya masih nihil. Aku sendiri sudah berkali kali diving di bawah Rig untuk memeriksa TKP, mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk. Melakukan wawancara dengan oran orang yang dicurigai.
Kondisi under pressure ini membuat kami sering bertengkar antar team. Bayangkan di tengah laut, udara dingin, badai yang kadang menerpa membuat kami mudah naik darah. Terutama Andi , Niken dan Rini. Aku dengan Tony lebih sering mendengarkan saja apa yang mereka ributkan. Ujung ujungnya Niken atau Rini mengalah dengan kembali ke kabin mungil mereka di lantai bagian bawah rig ini. Dan seperti biasa aku menghibur dengan mengajak bercanda. Sejauh ini sih ok ok saja dan selalu berhasil mengembalikan keceriaan mereka.
Tapi kali ini tampaknya cara ini sudah tidak manjur lagi
.
“Rin...Rini...” aku ketok pintu Kabinnya.
Perlahan pintu terbuka” masuk Rud..” Kata Rini sambil mengusap air matanya. “ Adduuuhhh bidadariku kok nangis terus neeehh.., yuk main monopoly yuk...sama Tony..aku panggil ya”
Seperti biasa aku berusaha mengalihkan perasaan sedihnya, ke sesuatu yang aku harap bisa sedikit menghibur.
“ Gak usah Rud...kita ngobrol aja.” Kata Rini sambil mengangkat kakinya mojok di ujung cabin. “ Gue pengen ke darat Rud....pusing...pengen ketemu suami. Pusing. “Dilemparnya jas lab kepojok kamar.
“ Yeee....jemputan helicopter baru datang 2 minggu lagi non . Minggu ini kan bagiannya si Tony. Ia udah 3 bulan lho gak pulang. Kamu kan baru 2 minggu.” Kataku mengingatkan.
“ Gak deh gue mau keluar aja..mengundurkan diri...gue udah nikah, Loe tahu kan Rud kalo udah nikah, kalo pusing harus bagaimana hayo....” Katanya sambil merengut.
“ Iya iya gue ngerti, elu sih ngapain nikah...mending kayak gue nih..kalo pusing gak pengen macam macam. Paling oleh raga bentar udah ilang pusingnya. Kalo elu udah ngrasain yang satu itu bakal keenakan dan pasti larinya kesitu deh kalo pusing.” Kataku sok memberi saran.
Aku memang bukan tipe cowok yang suka ke cewek untuk pelarian. Bagiku sex tidak terlalu penting. Entahlah…masih banyak yang menarik selain sex untuk melepas kepenatan dan stress. Bisa diving, mendaki gunung, ke ujung kulon atau rafting…wow semua itu jauh lebih menarik daripada sex. Aku punya kelainan ? aaahhh gak juga … aku suka juga kok lihat cewek sexy. Aku suka Sandra Dewi, aku juga suka si sexy Dewi Persik hahahaha cuma menurutku ribet kalo sudah berurusan dengan yang namanya perempuan.
“ Rud kenapa sih loe kok gak menikah ? gak tertarik sama perempuan ya ? Gue lihat loe kok gak punya temen cewek…alim banget gitu “ Tanya Rini ingin tahu. “ Sorry Rud…jangan tersinggung ya …gue tanya ya….loe homo ya Rud…sorry lho….gak papa kok..homo juga manusia. Soalnya gue sudah curiga ketika gue tiduran di sebelah loe kapan itu. Kok loe nggak nakal sama sekali. Biasanya cowok suka jahil…” Kata Rini menyerocos.
“ Walah…Rin..loe ini lucu..gue juga normal kok…Kemarin gue gak nakal sama kalian karena kalian gue anggap adik saja. Selain itu rasanya aneh, masa temen sendiri dijahilin..Ah loe ini ada ada saja. Gue normal non...normal senormal normalnya… coba deh loe ganti baju di depan gue, dijamin gue horny, pusing juga.hahahahaha” Kataku asal ngomong...
“ Ah gak percaya...paling loe gak mau ngaku iya kan ?...biasa cowok suka gengsi kalo ketahuan..iya kan ?” Katanya sambil perlahan membuka blazer diikuti rok spannya kemudian melemparnya ke pojok kamar. Aku hanya memandangnya terkaget kaget.
Ups..bra hitam menerawang dan berenda membuat Rini lumayan seksi...hmm eh sebenarnya malah seksi banget...hmmm ukuran berapa tuh ya...
Sengaja Rini menggodaku. “ Coba loe terangsang nggak lihat gue...” Tersenyum senyum sambil melepas stocking hitam yang juga berenda di depanku. Kemudian kaki jenjangnya dinaikkan diantara pahaku. “ Tolong dong lepasin kaitannya...please..Sambil menarik tanganku ke pahanya.
“ Rin ..kamu nakal deh...gue nggak terangsang bukan karena homo non..udah cepetan ganti bajunya…. Suaraku serak sambil membuka kaitan stokingnya.
“ Naaaaa ketahuan kan kalo homo hehehehe...gitu aja gak mau ngaku...” Kata Rini sambil mencubit dadaku. Kemudian tangannya kebelakang untuk membuka kaitan branya. Dadanya sengaja didekatkan ke wajahku.:” Rud...gimana dadaku seksi nggak...gue buka deh... kalo loe gak terangsang berarti loe harus ngaku kalo homo..hmm ?” Sambil mengedipkan matanya menggoda.
Sambil sedikit mendesah, menggoda lalu Rini menggoyangkan dadanya ketika meloloskan bra 15 cm di depan hidungku. Geletar buah dadanya yang ternyata putih mulus mulai membangunkan “adikku”. Ujung putingnya merah muda !, gila !
“ Hhhhhh Rin kamu jahil banget “ Kataku serak agak gemetar.
Rini kini topless di depanku hanya menggunakan cd hitam kecil menerawang. Mau tak mau aku agak menunduk jengah. Sialan anak ini. Rupanya dia masih bersikukuh kalo aku homo.
“ Bener kan …loe homo…hehehehe. Lihat tuh gak terangsang sama sekali. “ Sambil menunjuk benda yang ada dibalik jeansku.
Wajahku merah padam karena malu. Perlahan benda imut dibalik celana jeansku bertambah besar. Hmmm... anak ini perlu diberi pelajaran...
“ Ok non kalo itu maumu...neeeh gue tunjukin !!“ Kataku sambil melepas kancing jeansku. Belum tahu dia kalo punya ku gede banget. “ Neeeh non coba liat besar kan ? “ Kataku sambil mengeluarkan batangku yang mulai membesar.
“ Wooo... besar juga punya loe... tapi gak keras gitu...loe terangsangnya terpaksa ya hahahaha.”Kata Rini tertawa.
“ Rin loe kan belum lepas semua..gimana gue bisa terangsang hebat, ayo lepas semua” Tantang ku sambil menarik ringan cdnya.
“ OK ok gue lepas...” Katanya senyum senyum sambil memejamkan matanya..
“ gimana ? udah besar belum ...udah keras belum...hmm...apa perlu di cium neeeh biar gede”
Gila neeh cewek..nantang terus, aku pegang tangannya lalu aku arahkan untuk memegang batangku yang mengeras dan besar.
Matanya membelalak ketika meremas batangku.” Gede banget !!!” katanya sambil melepas remasannya kemudian menutup mulutnya.
Mungkin dia kaget melihat ukuran milikku yang diatas rata rata, maklum aku sedikit ada keturunan arab.
“ Jadi loe normal dong...”Katanya memandangku dengan pandangan aneh.
“ Ah…kau ini..bandel…gue udah bilang gue normal..gue terangsang berat nehhh sekarang !! loe kudu tanggung jawab “ Kataku bercanda pura pura protes.
Perlahan Rini mendekat. Sambil menyentuh dadaku, Rini berbisik serak :” Gue tanggung jawabnya musti gimana Rud ?... Trus kita enaknya ngapain …? Pake baju lagi…? “ Wajahnya mendekat ke wajahku. Ganti aku yang bengong, terkaget kaget melihat reaksinya.
Wajahnya Cuma berjarak 10 cm dari wajahku. Tambah mendekat dan mendekat.
Aku agak panik, aku nggak tahu harus berbuat apa. Sorry bro aku memang gak ahli soal perempuan. Jujur bahkan aku sebenarnya belum pernah tidur dengan perempuan. Hahahaha…aku masih perjaka…!! Goblok ya..Tapi kenyataannya memang begitu. Dan kini tangan Rini mulai melingkar di leherku sementara aku masih tidak tahu harus berbuat apa.
Tapi entahlah seperti ada magnet yang membuat bibirku harus menyentuh bibirnya yang menawan itu. Matanya yang ternyata indah, kecoklatan dengan bulu matanya yang lentik itu terpejam lembut, bibirnya sedikit membuka seakan menunggu aku menyentuhnya dengan bibirku. Perlahan aku sentuh sekilas, kemudian aku ulangi lagi lebih lama, bibirnya terasa hangat, empuk sekali, terasa badanku meremang. Jantungku berdentangan di dadaku. Kakiku mendadak lemas.
Sialan aku baru sadar ternyata Rini cantik dan menggairahkan sekali. Secara naluri tanganku yang gemetar mulai mengarah memegang buah dadanya yang ternyata juga empuk dan lembut. Tangan Rini mulai menyentuh batangku yang menegang keras. Matanya kini membuka ketika mulai meremas batangku. Perlahan bibirnya turun mencium kedua putting dadaku kemudian turun sedikit bawah ke perut sixpack ku, …turun …turun…tiba tiba terasa ujung batangku menjadi hangat. Kehangatannya bertambah panas menuju pangkal batangku. Uhh.. ternyata begini rasanya di oral...gila ternyata nikmat banget. Kakiku sudah tidak kuat berdiri. Tanganku memegang meja untuk menahan tubuhku yang melemas. Dan Rini tampaknya mengerti, perlahan Rini berdiri lagi lalu menarik tanganku menuju tempat tidur kecil. O..oo.. apa aku harus menidurinya ? aduh..rasanya aneh..Tapi entahlah aku tidak bisa menghentikan naluriku.
“Rud loe kok pasif sekali sih...bisiknya lembut ditelingaku. “ Gue kurang sexy ya...”
“ Mmmm Rin..gue belum pernah..” Kataku tercekat dengan wajah memerah.
“ Hah ! belum pernah ?” Wajah Rini bener bener terkejut. Sampai perlu perlunya dia menarik tubuhnya agak menjauh saking kagetnya.
Rupanya Rini cepat paham, dia tidak mau memperpanjang pertanyaan pertanyaan konyolnya yang bakal membuat aku bertambah malu. “ Kita santai aja ya …loe berbaring aja…”Bisiknya tersenyum sambil mempermainkan ujung dadaku. Tubuh hangatnya kembali menyatu dengan menindih tubuhku.
Kami kembali berciuman dengan lembut. Makin lama makin liar, ganas. Ludah kami sudah saling bertukar. Nafas Rini makin menderu, perlahan jemarinya kembali meremas batangku.
Kemudian Rini duduk diatas tubuhku sambil mengarahkan batangku ke miss V nya. “ Meski belum pernah jangan buru buru loe keluarin ya Rud…” Katanya memohon” Gila punya loe jauh lebih besar dari punya suami gue …:” bisiknya mendesah sambil mulai memasukkan batangku. Posisinya yang diatas memudahkan dirinya mengatur penetrasi batangku.
Perlahan batangku mulai sedikit demi sedikit menghilang tenggelam di miss v nya.
Rini merintih sambil memejamkan matanya menikmati. Gila rasanya batangku dijepit kuat. Apakah memang begini rasanya bercinta. Apakah memang senikmat ini ? Perlahan Rini menggerakkan tubuhnya naik turun. Ya ampun gesekannya ternyata geli dan enak sekali. Gerakannya mulai liar dan cepat“ Rud...besar sekali.. aaahh enak Rud.. aduh kok enak sihhh. Jangan keluar dulu ya Rud...”
Sementara dia sibuk menerocos, aku malah terkagum kagum melihat wajahnya yang terangsang hebat. Aku baru sadar ternyata Rini cantik sekali, wajahnya sensual, dan ini bukan wajah yang sehari hari aku lihat.
Dalam hati aku menyesal, kenapa gue goblok banget, ngapain aja aku selama ini.
Aku mencoba mencium puting buah dadanya. Ingin tahu bagaimana rasanya puting buah dadanya yang indah itu. Aku kulum pelan pelan...gila ternyata enak sekali. Perasaanku melayang. Matanya terpejam, keringat nya yang wangi berjatuhan di dadaku..Bibirnya yang sedikit terbuka. Puting buah dadanya yang merah muda benar benar suatu keindahan yang tiada taranya.
Ya ampun ...bodoh sekali aku. Timbul penyesalan dalam diriku mengapa Rini harus menikah dengan laki laki lain. Seharusnya aku yang mendapatkan dirinya...seharusnya aku yang resmi menikmati tubuhnya. Seharusnya aku sadar kalau dia juga menyukaiku.
Rini makin mempercepat gerakan tubuhnya. Sementara aku sendiri merasa ada yang seuatu yang akan keluar..gila masa aku harus secepat ini ejakulasi…malu dong. Aku coba tahan…aku mulai mengerang…Rini mulai menjerit kecil..tiba tiba tubuhnya tersentak sentak..suaranya tercekat, inikah yang dinamakan orgasme ? Kemudian tubuhnya lunglai di dadaku.
Aku masih berusaha memompa miss Vnya. Semakin geli semakin nikmat, aku sudah tidak kuat…dan aaah Rini menjerit kecil ketika aku menyemprotkan spermaku jauh kedalam.
Kami berpelukan lama…nafsu liar Rini mulai kembali normal. “ Rud.. terima kasih..” bisiknya. Aku mencium keningnya sambil memeluknya erat. Kemudian kembali melumat bibirnya lama... Sepertinya aku mulai menikmati permainan cinta ini.
Dug dug dug...!!Suara tendangan sepatu Niken yang sudah aku hafal terdengar jelas menggedor pintu.
” Rin, suamimu datang pake helicopter tuh, kayaknya dia bikin surprise neehh” “ Teriak Niken dari balik pintu cabin. “ Kamu ngapain seeeh ? cepet temuin dia, katanya kangen…!! ditunggu di atas tuh !!…”Teriaknya lagi.
Upppsss..! kami sama sama terlonjak kaget.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda